Kamis, 04 Oktober 2012

Sayup-sayup Bangun dari tidur (Lir-ilir)

Ah teringat lagu ini sewaktu masih berada di Surabaya, lagu ini diingatkan oleh kawanku yang dulu pernah nyantri di pesantren tradisional daerah jawa timur..Dulu lagu ini dinyanyikan oleh ibuku sebagai lagu pengantar tidur..juga sebagai lagu saat bermain yah walu hanya sesekali beliau menyanyikan lagu ini dan sebagai anak jawa yang lahir di tanah sunda otomatis aku tak mengerti apa arti dari lagu ini. Ternyata lagu ini di daerah asalnya memang dinyanyikan saat anak-anak bermain.

karena penasaran ya aku search dah di internet. kebetulan aku nemu referensi yang paling pas dan saya copas disini aku sertakan sumbernya karena tidak mau disangka "pembajak"..hanya ingin menyebarluaskan ilmu saja.

Lir-ilir, lir-ilir
tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane
Yo surako… surak hiyo…
Sayup-sayup bangun (dari tidur)
Pohon sudah mulai bersemi,
Demikian menghijau bagaikan gairah pengantin baru
Anak penggembala, tolong panjatkan pohon blimbing itu,?
walaupun licin(susah) tetap panjatlah untuk mencuci pakaian
Pakaian-pakaian yang koyak(buruk) disisihkan
Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore
Mumpung terang rembulannya
Mumpung banyak waktu luang
Mari bersorak-sorak ayo…
Apakah makna mendalam dari tembang ini? Mari kita coba mengupas maknanya
Lir-ilir, lir-ilir tembang ini diawalii dengan ilir-ilir yang artinya bangun-bangun atau bisa diartikan hiduplah (karena sejatinya tidur itu mati) bisa juga diartikan sebagai sadarlah. Tetapi yang perlu dikaji lagi, apa yang perlu untuk dibangunkan?Apa yang perlu dihidupkan? hidupnya Apa ? Ruh? kesadaran ? Pikiran? terserah kita yang penting ada sesuatu yang dihidupkan, dan jangan lupa disini ada unsur angin, berarti cara menghidupkannya ada gerak..(kita fikirkan ini)..gerak menghasilkan udara. ini adalah ajakan untuk berdzikir. Dengan berdzikir, maka ada sesuatu yang dihidupkan.
tandure wus sumilir, Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar. Bait ini mengandung makna kalau sudah berdzikir maka disitu akan didapatkan manfaat yang dapat menghidupkan pohon yang hijau dan indah. Pohon di sini artinya adalah sesuatu yang memiliki banyak manfaat bagi kita. Pengantin baru ada yang mengartikan sebagai Raja-Raja Jawa yang baru memeluk agama Islam. Sedemikian maraknya perkembangan masyarakat untuk masuk ke agama Islam, namun taraf penyerapan dan implementasinya masih level pemula, layaknya penganten baru dalam jenjang kehidupan pernikahannya.
Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi. Mengapa kok “Cah angon” ? Bukan “Pak Jendral” , “Pak Presiden” atau yang lain? Mengapa dipilih “Cah angon” ? Cah angon maksudnya adalah seorang yang mampu membawa makmumnya, seorang yang mampu “menggembalakan” makmumnya dalam jalan yang benar. Lalu,kenapa “Blimbing” ? Ingat sekali lagi, bahwa blimbing berwarna hijau (ciri khas Islam) dan memiliki 5 sisi. Jadi blimbing itu adalah isyarat dari agama Islam, yang dicerminkan dari 5 sisi buah blimbing yang menggambarkan rukun Islam yang merupakan Dasar dari agama Islam. Kenapa “Penekno” ? ini adalah ajakan para wali kepada Raja-Raja tanah Jawa untuk mengambil Islam dan dan mengajak masyarakat untuk mengikuti jejak para Raja itu dalam melaksanakan Islam.
Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro. Walaupun dengan bersusah payah, walupun penuh rintangan, tetaplah ambil untuk membersihkan pakaian kita. Yang dimaksud pakaian adalah taqwa. Pakaian taqwa ini yang harus dibersihkan.
Dodotiro dodotiro, kumitir bedah ing pinggir. Pakaian taqwa harus kita bersihkan, yang jelek jelek kita singkirkan, kita tinggalkan, perbaiki, rajutlah hingga menjadi pakain yang indah ”sebaik-baik pakaian adalah pakaian taqwa“.
dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore. Pesan dari para Wali bahwa suatu ketika kamu akan mati dan akan menemui Sang Maha Pencipta untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatanmu. Maka benahilah dan sempurnakanlah ke-Islamanmu agar kamu selamat pada hari pertanggungjawaban kelak.
Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane. Para wali mengingatkan agar para penganut Islam melaksanakan hal tersebut ketika pintu hidayah masih terbuka lebar, ketika kesempatan itu masih ada di depan mata, ketika usia masih menempel pada hayat kita.
Yo surako surak hiyo. Sambutlah seruan ini dengan sorak sorai “mari kita terapkan syariat Islam” sebagai tanda kebahagiaan. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu (Al-Anfal :25)

7 komentar:

  1. asik, asli keren, penjelasan yg simple, tp butuh ketajaman berpikir. hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul naura..butuh kedalaman berpikir juga :) dalam mengartikan bahasa jawa :)
      manteb yang ngumpulin datanya

      Hapus
    2. hehehe.. manteb jg yg bikin posting ini. !!

      Hapus
  2. wah, saya baru tahu tentang lagu ini.... sebuah tembang yang ternyata setelah diterjemahkan, mengandung makna mendalam yaaa.... indah sekali...
    trims for share ya Di.... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bunda saya juga sama :)
      wah terimakasih nih kunjungan baliknya :) selamat datang di blog sederhana nya saya..jangan kapok mampir kesini :D

      Hapus
  3. pernah baca dari versi berbeda.. yang ini juga ngga kalah bagus ploting ceritanya.. semakin keren aja nih kang (:
    lagu ini kalau dimainkan pakai biola, rasanya merinding-merinding gimana...

    BalasHapus
    Balasan
    1. aahh jadi enak nih saya jeng pita :p..ah betul saya juga suka versi yg pake biola saya lupa pernah denger di mana tapi,pake gamelan malah terkesan Indonesisa banget dan ga kalah merinding juga looh

      Hapus