Bismillahirrahmanirrohim,
Dengan menyebut nama Alloh Rabb Pencipta seluruh alam semesta, Penggengam Setiap mahluk yang diciptakannya, Sang Maha Perencana dan Maha Perhitungan.
Kutipan dari seorang legenda science opa Albert :
"Albert Einstein - "Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving."
Intinya adalah hidup itu harus bergerak, bergerak adalah kalimat aktif, mengeluarkan energi jika dilihat dari sistem reaksi kimia maka bergerak adalah sebuah reaksi endotermis yang menghasilkan energi panas bukan reaksi eksotermis yang membutuhkan panas untuk dapat bereaksi.
Jika ditinjau dari tata bahasa awalan "Me-" merupakan awalan yang bersifat aktif dan "Di-" adalah awalan untuk kalimat pasif. Berdasarkan kutipan opa Albert Einstein, ketika kita terlalu banyak menjadi Di- maka kehidupan kita tidak akan berjalan kemanapun diam ditempat, steady state (camper or maybe a quitter), kita jangan menjadi orang "Di-" (pasif) tapi harus lebih banyak "Me-" (aktif) agar diri lebih seimbang dan tidak jatuh tidak diam. Sungguh hidup akan damai jika hidup itu lebih banyak "Me-" dibandingkan "Di-" maksudku ketika kita lebih berfokus kepada Memberi dibanding Diberi, lebih Menghargai dibanding Dihargai, Lebih banyak Mendengar dibandingkan Didengar.
Memang secara teori dan berdasar quote nya opa Albert, semua itu akan beres ketika lebih bayak yang mengerti konsep untuk lebih banyak "Me" dibandingkan "Di-" Namun seperti teori-teori lainnya yang berlaku jika dan hanya jika, maksudku semua itu adalah keadaan ideal yang dimana di seluruh permukaan bumi ini tidak ada yang ideal, ah seperti teori gas ideal dimana PV = nRT #mulaingelantur
baiklah kembali ke laaaapptooop.....
yah itulah eksak, itulah teori dimana semua dianggap ideal namun kita hidup di dunia yang serba tidak ideal lalu kita harus bagaimana? yah berusaha menjadi ideal | capeeek| hei hidup itu harus terus bergerak..bergerak menuju arah yang lebih baik.
Saya ingin membuka tulisan ini dengan sebuah teori dalam selling (ah mungkin lebih tepatnya psikologi) baiklah kita sebut saja kiat jangan teori (karena saya ga pernah baca literaturnya) ada kiat untuk menjadi pribadi menawan dan tidak mengancam yang berbasis dari pengamatan kepada manusia. Pada dasarnya setiap orang lebih tertarik untuk membicarakan dirinya sendiri, Kebutuhan eksistensi dan rasa "ada" menjadikan manusia lebih tertarik untuk membicarakan tentang kesuksesan-kesuksesan apa yang telah dia perbuat atau capaian pribadi yang pernah di raih.
Hal ini juga penting diterapkan dalam hubungan dengan pasangan, rekan bisnis atau siapapun. ketika kita menjadi orang yang dominan "Me-" dibanding "Di-", maka banyak orang yang akan merasa nyaman dan tak akan ada orang yang merasa terancam dengan keberadaan kita, bahkan tidak menutup kemungkinan kehadiran kita akan sangat dinantikan pasangan ataupun rekan kita. Bayangkan jika semakin banyak orang "Me-" dibanding orang "Di-" rasanya hidup akan damai.
Ada sebuah contoh kasus yang unik : Terdapat pasangan yang ada di sebuah ruangan 4x4 dan mereka saling berteriak, Jika ditelaah kenapa pasangan itu bisa saling berteriak, menggunakan energi yang begitu besar padahal kawan bicaranya tidak terpisah jauh. hanya terpisah sebuah meja bundar kecil misalkan yang seharusnya dengan berbisik pun akan terdengar oleh rekan bicaranya? apa maksud pasangan itu saling berteriak? iya sederhana mereka ingin dimengerti. Akan sangat sulit ketika dua orang yang mempunyai hasrat ingin didengar, ingin dihargai, dan ingin di mengerti. berada dalam satu ruangan dan satu momen yang sama. Maka yang terjadi adalah saling meninggikan suara, saling menunjukkan siapa yang lebih kuat dan siapa yang lebih berkuasa. Lalu apakah ini menyelesaikan masalah ? iya, tetapi akan ada collateral damage akan ada hati yang terluka, akan ada rasa perih, akan ada rasa tersinggung. Pada saat mereka berteriak sebenarnya kondisi hati dan emosi mereka sangat berjauhan walau dalam dimensi ruang mereka berdekatan.
lalu ada contoh kasus yang lain : Pernah melihat dua pasangan yang baru menikah berbicara di ujung telepon? (saya pernah) mereka berbicara berbisik-bisik sampai saya yang berada hampir berdekatan dengannya tidak dapat mendengar apa yang dia katakan pada lawan bicaranya, tapi pembicaraan itu berlangsung lebih dari 30 menit dan diselingi dengan tawa ringan. Pasangan ini secara dimensi ruang jauh tapi kedekatan emosi mereka sangat dekat, bahkan hanya dengan berbisik pun mereka sudah dapat memahami dan mengerti yang dimau oleh rekan bicaranya.
Apa perbedaan dari dua kasus diatas, pada pasangan kedua terjadi proses saling mendengarkan mendahulukan "Me-" dan menomorduakan "Di-" berbeda dengan pasangan pertama dimana didengar dan dipahami menjadi utama,serta menomorduakan mendengar dan memahami. Kenapa ini begitu penting?
Kawan pernahkah kalian berpikir dan menganalisis mengapa Alloh menciptakan telinga kita ada 2 dan 1 mulut. Karena Alloh ingin kita lebih banyak mendengar baru berbicara. Ternyata ada hal unik lain, kalian tahu jika dua gambar telinga kita kiri dan kanan disatukan maka apa yang akan terjadi
mirip simbol "HATI", karena dengan menggunakan potensi ke Dua Telinga kita maka cinta akan timbul.
DUA TELINGA sama dengan CINTA
Ya itulah perbedaan utama dari dua contoh kasus diatas. kasus pertama mereka berkomunikasi tanpa adanya rasa kedekatan emosi tanpa CINTA, sedangkan kasus kedua dimana energi yang di keluarkan hanya sedikit untuk dapat berkomunikasi tetapi karena kedekatan emosi (CINTA *red) dimensi ruang yang berjauhan tidak menjadi sebuah penghalang.
Kawan, saya mengajak diri saya juga anda yang membaca untuk lebih banyak mendengar dan mengerti pasangan kita atau rekan kita, menjadi orang "Me-" dan mengurangi "Di-" agar Dunia yang kita tinggali lebih Cerah, lebih banyak Cinta, lebih banyak keharmonisan.
Wallahu a'lam bishowab
aiih,,, kece badai.. lanjtkan opa ^_^
BalasHapusSuper sekali Opa :D
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBersama me-, ada di- , menjadi lebih banyak me- tanpa harus mengurangi di-.. :D
BalasHapusDua telinga sama dengan cinta? hmm..boleh juga :D
aih.. berasa dengerin opa mario,.. GREAT!
BalasHapusKok gue berasa ada ditulisan loe ya opa?? #ehh..
#apacoBa :))
Sudah lama rasanya tdk mampir dsni....
BalasHapusTentang dua telinga as heart,
Ini seperti, mendengarkan sama dengan memberikan cinta.
dan belajar mendengar tak kalah sulit dari belajar bicara, seperti belajar mencintai disaat ingin dicintai... :)
ide gambar dua telinga menjadi satu gambar hati itu itu inovatif. Tulisan ini hasil pikiran out of the box
BalasHapusnice nice :)
BalasHapus*blogwalking*
aku berada diruangan 4x4 dengan seorang pria,ternyata sudah bertahun2 aku diruangan ini,kami tak pernah mengisi siapapun diruangan ini kecuali kami,dan kami saling beteriak meninggikan suara,mau keluar takut aku benar sayang,tidak keluar takut aku tidak benar sayang :)
BalasHapusbuat tunanganku,habibi.
:)
sorry di,numpang curcol gw. hehehe nangis gw.. penting bgt yah soundtracknya gitu.. gak suka bgt sm hal2 yg buat merenung sedihh.. hadehhhh lari ahh..
Zahra suka sama postingan ini Kak Adi yang ini, soalnya science banget :) Kalimat pembukanya juga manis sekali loh kak. Seperti makan marshmallow. Hehe..
BalasHapusAda Cinta, Kerja, dan Harmoni di dalam tulisannya :)
Kalau isinya, ga perlu dikomentarin lagi deh kayaknya. Di atas udah banyak ya kak :D
Nice post kak. Ditunggu ya postingan inspiratif selanjutnya...